Translate

Hari Bumi Di Tengah Pandemi Covid19

Sejak akhir tahun 2019 hingga 4 bulan memasuki tahun 2020 ini, warga dunia disibukkan dengan penyebaran virus corona atau covid19 yang terus menjangkiti hampir seluruh negara di dunia. Pemberitaan di media juga lebih didominasi dengan berita tentang virus corona itu.

Adakah negara yang masih terbebas dari pengaruh covid19 ini? Jika anda penasaran, silahkan pantau di https://www.worldometers.info/coronavirus/

Hingga tulisan ini dibuat, di seluruh dunia sudah lebih dari 2,5 juta orang yang terinveksi covid19 ini, 177 ribu lebih meninggal dunia. Bukan hanya warga biasa yang meninggal tetapi tenaga medis juga termasuk diantaranya. 

Padahal tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat dan petugas di rumah sakitlah yang berada paling dekat dengan pasien yang terpapar virus corona tersebut. Jika tidak ada mereka lalu siapa lagi yang akan menangani para penderita covid19?

Untuk memutus rantai penyebaran covid19 yang sangat cepat itu, pemerintah mewajibkan pegawai negeri bekerja dari rumah, termasuk juga para siswa sekolah diharuskan belajar dari rumah.

Selanjutnya pemerintah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Lalu menyusul wilayah Bandung, Pekanbaru, Makassar dan beberapa kota lainnya yang masuk zona merah penyebaran virus covid19.

Karena adanya aturan pembatasan kegiatan di luar rumah itu sehingga mobilitas warga juga menurun. Jalanan yang setiap dilewati hari hilir mudik beragam jenis kendaraan bermotor menjadi lengang bahkan sepi.

Keadaan seperti ini tentu bisa membuat kemacetan di kota besar jadi berkurang. Termasuk juga turunnya tingkat polusi udara yang disebabkan oleh asap knalpot kendaraan.

Hari ini 22 April 2020 merupakan hari Bumi, setiap tahun sejak 50 tahun lalu diperingati di seluruh dunia. Biasanya ditandai dengan pemadaman lampu selama satu jam di perkantoran, hotel, area fasilitas umum hingga di perumahan.

Tahun ini dengan adanya pembatasan aktivitas di luar rumah, secara otomatis telah mendukung pula peringatan hari Bumi, dimana polusi udara yang menjadi masalah utama di berbagai kota besar dunia jadi berkurang. Demikian juga penghematan pemakaian daya listrik dan air.

Mungkin setelah pandemi covid19 ini berlalu perlu dipikirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk mengdakan program bekerja dan belajar di rumah setiap 4 atau 6 bulan sekali selama 2 atau 3 minggu.

Langit biru. Foto: @theopils
Karena ternyata kegiatan bekerja dan belajar daei rumah bisa menurunkan mobilitas warga yamg menggunakan kendaran pribadi ke berbagai tempat setiap hari.

Jika anda sudah berdiam diri di rumah selama satu bulan, bisalah coba-coba pergi keluar untuk melihat perubahan yang terjadi. Tentu saja anda keluar dengan tujuan yang jelas, misalnya pergi belanja kebutuhan pokok di supermarke
t atau pasar tradisional. Nah di perjalanan anda akan melihat setidaknya suasana jalan yang biasa ramai menjadi lengang, lalu anda akan melihat langit tampak bersih, hanya ada awan tipis yang bergerak diatas.

Saya dan and tentu ingin selalu melihat indahnya langit yang biru pada saat cuaca sedang cerah, bukan asap kendaraan serta polusi di langit yang bisa mengganggu kesehatan pernapasan. Selamat Hari Bumi 22 April 2020, jaga selalu kebersihan diri, rumah dan lingkungan di sekitar anda dengan tidak membuang sampah sembarangan serta hemat menggunakan listrik dan air.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar