Translate

Sekolah Di Rumah

Sejak bulan Maret 2020, kegiatan sekolah tempat anak belajar dialihkan menjadi belajar dari rumah. Semua siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 harus belajar secara online dari rumah.
    Sekolah di rumah 
    📷theopils.blogspot.com

Pelajaran dari guru-guru di sekolah dikirim melalui aplikasi pesan Whatsapp. Lalu jika ada pelajaran yang harus dilakukan dengan bertatap muka, digunakan aplikasi Zoom yang bisa diakses melalui ponsel dan komputer.

Tugas lainnya ada pula yang dikirim melalui aplikasi Google Classroom. Pelajaran berlangsung setiap hari dari Senin sampai Sabtu. Dimulai jam 8 hingga 11.30 siang.

Hingga kini, anak-anak sekolah sudah 8 bulan belajar dari rumah. Terkadang rasa jenuh terasa juga. Selain itu banyak pelajaran anak sekolah dasar ini yang rasanya berbeda dibanding masa sekolah saya dulu sehingga kadang susah juga menjelaskannya😄

Belum lagi pelajaran yang harusnya diberikan pada saat kelas 4 atau diatasnya, sudah diberikan pada anak kelas 2. Sehingga rasanya siswa sekolah masa kini seperti dipaksa untuk belajar sesuatu yang belum masanya🤦‍♂️

Saya harus mengakui bahwa mengajar anak-anak memang sulit meskipun anak sendiri. Sangat berbeda jika pelajaran disampaikan oleh guru yang sudah menjadi pekerjaan utamanya sehari-hari.

Apalagi saya sangat lemah pengetahuan pada pelajaran Matematika, sehingga beberapa soal terkadang membuat saya pusing dan bingung menjelaskannya🤭



Melamar Kerja di Media Online

Sudah 10 tahun berlalu sejak saya resmi meninggalkan media televisi yang pernah menjadi awal karir saya sebagai kameraman di bidang liputan berita televisi. Lalu 3 hari yang lalu saya iseng-iseng membuka Jobs di Facebook, disitu banyak tersedia berbagai jenis lowongan pekerjaan.

Oh ya karena saat ini situasinya masih dalam pandemi covid19, maka banyak perusahaan yang merumahkan karyawan untuk kata halus pemutusan hubungan kerja🤭. Akibat pandemi ini banyak sekali bidang usaha yang mengalami penurunan pendapatan.

Tidak terkecuali perusahaan yang bergerak di bidang media. Nah dari fasilitas Jobs di Facebook tadi saya melihat lowongan kerja di sebuah media online. Tawarannya lumayan menarik bagi saya karena mencantumkan nominal gaji yang akan diterima.

Saya lalu iseng-iseng mengirim resume singkat sesuai yang tertulis di profile Facebook (FB). Tidak berapa lama kemudian saya mendapat balasan dari admin di media online tersebut. Dia mengharapkan saya untuk mengirim surat lamaran lengkap berikut CV. 

Saat melihat persyaratan dari media online tersebut di Facebook, mereka tidak mencantumkan batasan umur. Lalu setelah mendapat balasan dari adminnya, barulah mereka menyertakan persyaratan lengkap termasuk batasan umur.

Ternyata syaratnya maksimal umur yang diterima jauh dibawah umur saya saat ini. Tiba-tiba saja saya jadi merasa sangat tua😄 

Akhirnya saya tidak jadi mengirim surat lamaran ke media itu. Meskipun sebenarnya bisa saja saya memaksakan diri. Bukan apa-apa, begini-begini saya punya pengalaman meliput selama 1 tahun di istana wakil presiden loh dimasa pemerintahan Sby😃

Bukan itu saja, saya juga punya pengalaman meliput berbagai topik berita untuk tayangan program berita televisi. Mulai dari politik, seni, budaya, ekonomi, kriminal, hingga investigasi.

Beberapa nama pemimpin redaksi di stasiun berita televisi yang ada di Indonesia adalah orang-orang yang saya temani bekerja beberapa tahun lalu.

Setelah tidak jadi kirim lamaran pada lowongan pertama, lalu kembali saya lihat di Facebook, ada media lain yang butuh jurnalis. Lalu saya kirim lamaran lewat email.

Singkatnya, saya mendapat kabar untuk wawancara via telpon. Lalu sayapun diwawancara oleh bagian Human Resource (HR)  media tersebut. Dia bertanya tentang pengalaman kerja saya, lalu saya jawab semua.

Beberapa lama setelah wawancara maka sampailah di bagian yang biasanya bikin deg-degan mereka yang baru melamar kerja yaitu gaji.

Nah media tempat saya melamar ini butuh koresponden di wilayah Toraja. Mereka baru akan menjajaki peluang untuk membuka cabang disana.

Jadi selain koresponden dituntut untuk mengirim berita, ia juga harus mencari pendanaan website dalam bentuk iklan. 

Sementara untuk 1 berita yang dikirim ke redaksi dihargai Rp 15000. Dalam satu hari koresponden diberi jatah maksimal 2 berita. 

Anda bisa bayangkan, seorang koresponden diwajibkan mencari, membuat lalu mengirim berita ke redaksi untuk ditayangkan di halaman website media. Tetapi di sisi lain harus pula mencari iklan untuk pembiayaan website itu🤦🏻‍♂️

Setelah wawancara, si HR media tersebut lalu menanyakan bagaimana keputusan saya. Apakah setuju atau tidak. Saya lalu meminta waktu untuk berpikir. Si HR kasi waktu hingga sore hari.

Tidak sampai 2 jam saya lalu menghubungi si HR media itu dan menyampaikan terima kasih karena sudah diberi kesempatan untuk wawancara. Tetapi keputusan saya bahwa tidak bisa menerima tawaran mereka.

Hal lain yang membuat saya tidak bisa menerima tawaran media tadi adalah iklan lowongan kerja mereka di Facebook tidak sesuai dengan kenyataan. Di Facebook disebutkan bahwa gaji yang akan diterima adalah Rp 2.500.000 dan status pekerjaan part time, tapi kenyataannya lain? 😄

Tentu anda bisa paham, kenapa saya menolak tawaran media online tersebut kan?