Translate

Hujan Malu-Malu

Jika sebulan lalu daerah lain di Indonesia sudah mulai hujan, maka itu berbeda dengan kota Makassar. Di kota ini hanya ada awan mendung yang terkadang tebal kadang tipis, namun jarang berubah jadi hujan. Sementara di wilayah lain hujan sudah turun dengan derasnya bahkan terjadi banjir, di Makassar hanya sedikit rintik-rintik yang tidak berarti, debu saja tak sanggup terhapus dari kaca lampu motor.

Meskipun kota Makassar berhadapan langsung dengan Selat Makassar, namun kumpulan air laut yang menguap di tengah laut tak sanggup bergerak ke daratan dan tumpah disini. Yang ada bahkan suhu udara meningkat seakan memanggang disiang hari dan menguras keringat di malam hari, panas.

Hujan memang telat datang di Makassar, masih menjauh di seberang lautan, tetap bersembunyi di balik gunung. Menanti hujan ibarat menunggu datangnya ke kasih dalam khayalan. Entah kapan dia datang. Sementara cuaca tetap panas.

Debu beterbangan di jalan yang kering nan gerah, disiram tak mempan, hanya betah tiga sampai lima menit saja, habis itu berdebu lagi, lalu terbang ke segala arah dan menempel dimana-mana. Kapan hujan turun?

Ini sudah awal Desember, hujan sudah menyapa di akhir November meski masih malu-malu. Hanya di Timur saja, di Selatan tidak, di Barat juga, begitupun di Utara. Begitu juga jika di Barat hujan, di mata angin yang lain belum tentu hujan. Masih pilih-pilih tempat rupanya. Padahal semua berharap hujan tercurah merata dimana-mana biar panas ini cepat berlalu.

Kini 1 Desember 2014, awan menggantung di Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Akankah hujan serentak jatuh di keempat penjuru angin itu. Sore sudah menjelang 15:18 waktu Indonesia tengah. Angin bertiup sepoi-sepoi membelai dedaunan yang mulai menghijau sedikit-sedikit. Akankah hujan malam nanti?

Ilustrasi hujan (tempo.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar