|
Membakar kertas diatas lilin besar dan tinggi |
Imlek adalah tahun baru yang dirayakan
oleh warga China. Tradisi merayakan tahun baru Imlek ini dilakukan oleh hampir
seluruh warga etnis china di seluruh dunia. Saat merayakan Imlek, para warga
berdatangan ke vihara atau klenteng. Disana mereka datang membawa berbagai
jenis sesaji lalu berdoa dan memanjatkan syukur kepada para dewa yang ada di
dalam tempat ibadah. Adapun perwujudan dewa-dewa ditandai dengan berbagai
bentuk patung yang diletakkan di dalam vihara atau klenteng.
|
Lilin di dalam wadah |
|
Berdoa sambil memegang hio |
|
Tulisan dengan huruf kanji pada dinding klenteng |
Di dalam vihara ada banyak ritual
persembahan yang dilakukan oleh warga yang merayakan Imlek, salah satu
perlengkapan utama untuk berdoa kepada dewa yang wajib dibawa yaitu hio. Hio
ini berbentuk seperti lidi panjang menyerupai kembang api kecil dan akan mengeluarkan
asap yang berbau khas saat bagian ujungnya dibakar.
|
Membawa kertas doa yang terbakar |
|
Berdoa dengan latar depan sesajian beupa buah-buahan, permen, dan kue-kue kering |
|
Botol bekas bir untuk menyimpan minyak |
Selain hio, ada juga berbagai kertas
yang bertuliskan huruf kanji. Kertas-kertas ini berisi berbagai harapan dan
semacam doa sebagai tanda syukur. Setelah itu kertas tadi akan dibakar lalu
dimasukkan ke dalam tungku yang biasa disediakan di pojok ruangan, tetapi ada
juga klenteng menempatkan tungku pembakaran di halaman sebelah kiri dan kanan.
|
Sesajian berupa permen, buah dalam kaleng, minuman ringan dan jeruk |
|
Tempat untuk menuliskan doa |
Hio dan kertas bertuliskan huruf
kanji di dalam klenteng juga terdapat meja-meja panjang yang disediakan untuk
menaruh berbagai jenis barang dan buah-buahan yang dibawa warga saat datang.
Buah-buahan yang biasa dibawa seperti nenas, jeruk, apel dan buah naga. Ada
juga yang membawa minyak dalam botol. Lalu ada pula yang membawa permen
beraneka ukuran dengan bungkus warna warni, minuman ringan atau buah-buahan
dalam kaleng, serta kue-kue kering dalam toples.
Di dalam ruangan klenteng ada juga
lilin dengan berbagai ukuran. Mulai yang kecil sampai ukuran raksasa dan
terkadang memiliki tinggi melebihi ukuran orang dewasa. Lilin-lilin besar biasa
juga ditaruh di bagian teras klenteng.
|
Kotak amal dan tempat menyimpan kertas doa |
|
Menyiapkan kertas doa |
Satu lagi yang biasa diletakkan diatas
meja yaitu seekor babi atau ada juga yang hanya meletakkan kepala babi yang
sudah dimasak. Sudah umum dikatahui bahwa salah satu makanan khas warga china
adalah masakan daging babi. Jadi tidak lengkap hidangan diatas meja jika tanpa
menyertakan masakan daging babi, ini tentu berlaku bagi warga china non muslim.
|
Potongan daging babi |
Perayaan Imlek juga menjadi saat yang
ditunggu oleh para pengemis. Mereka biasanya berkumpul dan duduk di depan pintu
masuk klenteng atau vihara. Kehadiran mereka di tempat ini tentu saja untuk
berharap mendapat angpau berisi uang dari warga yang datang berkunjung dan merayakan tahun
baru di dalam rumah ibadah. Para pengemis ini di dominasi oleh wanita dewasa
dan terkadang mereka juga membawa anak-anak.
|
Pengemis di depan pintu klenteng |
|
Berharap dapat uang |
Karena perayaan Imlek merupakan pesta
tahun baru maka sesungguhnya sama saja dengan perayaan tahun baru masehi yang
dirayakan oleh hampir seluruh warga dunia setiap tahun. Perayaan tahun baru
tentu diisi dengan berbagai acara, ada yang berpesta, makan minum dan tentu sebagian besar orang, tahun baru merupakan waktu yang baik untuk berdoa
dan bersyukur dengan apa yang telah didapatkan selama setahun yang lalu. Tahun
baru juga menjadi waktu untuk refleksi diri agar di tahun ini segala rencana
yang akan dilakukan bisa berjalan dengan baik.
|
Lilin di dalam wadah berbentuk bunga |
Tanggal 28 Januari 2017 ini dirayakan
sebagai tahun baru Imlek yang ke 2568. Sebuah perjalanan waktu yang sangat
panjang. Adapun tahun ini bershio ayam api.
Selamat tahun baru Imlek bagi anda
yang merayaka semoga kedamaian, kesuksesan dan kebahagiaan menyertai anda.
|
Berdoa kepada dewa |
|
Wadah tempat menancapkan hio |
|
Para dewa-dewa |
Gong Xi Fat Chai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar